Minggu, 14 Oktober 2012

fa-ma


ENGKAU

kini ku kembali menata malam dengan segala keindahannya
menyapu kemelut jiwa,
menyulam mimpi menjadi sempurna
kini ku kembalikan bintang dan bulan ke angkasa,
Ribuan puisi tumpah dalam semalam
ribuan kata terbuang begitu saja tanpa tanda, tanpa jejak, 
dan kini ku rajut malam menjadi mahligai
agar semua itu bisa tersimpan, tersusun, dan tertata dengan sempurna
agar tak adalagi air mata, dan luka yang menanak jiwa
derit jendela hati memanggil nama-MU
tersungkur aku dalam dekapan malam
anggin berbisik seolah mengejek mimpi
dan kini aku terbaring dalam ruang,
yang penuh dengan sejuta bintang
namun aku hanya memalingkan pandanganku pada satu bintang!!
yaitu,
Engkau Sang Penguasa Jagad Raya.

Jambi 4 Juli 2012







SANG SENJA
senja..
enggankah engkau memapahku,
memapah segala duka dan luka
senja..
bantu aku menarik sehelai benang itu
untuk kujadikan bingkai hidupku!!
 Ketika setets air mata membasahi lentera wajahmu
ku bersemayam dalam dinginya hati yg beku
pandang melayang tak kunjung beradu
biar ku benamkan sukma dalam samudra yang dalam
agar ku temukan drimu di sana,
wahai Sang Senja

Jambi 4 Juli 2012






BAGKIT

ku pergi bukan tak mampu menatap binar matamu lagi
ku beranjak dari kebisuan yang selama ini terpendam
ku jelajahi setiap rongga kehidupan yang tak berujung
membawa sekaleng senyum untuk berbagi
ku lukis wajah indah itu dalam hati
melamun menanti pagi
ku temui engkau termenung seorang diri menatap jingga sang mentari
ku bertanya pada Engkau yang Maha Tahu,
kapan Engkau kembalikan ia dalam dadaku?
kapan  Engkau percikkan lagi setetes harapan itu?
ku kembali beranjak dari kebisuanku
menguak perjalanan hidup yang teramat sempit
menghela nafas panjang karena tahu akan arti sebuah kehidupan

Jambi 9 Juni 2012


SENJA
kenapa harus berlari mengerjarmu
tak dapatkah kau beranjak dari lamunanmu
kenapa harus berlari melihatmu pergi
kenapa tak kau temui aku disudut pantai
aku ingin menyaksikan warna jinggamu yang menyemburatkan segala isi hati
aku ingin menepiskan segala gunda
ku biaskan warna jinggamu dalam darahku
agar kau tahu betapa aku tlah lama menantimu
menanti di ujung senja.

Engkau
laksana embun yang selalu menyejukkan hati
laksana mutiara bersinar di hamparan pantai yang luas
laksana bulan yang menerangi malam yang gelap
laksana mentari yang selalu menghangatkan bumi
laksana pelangi yang terbentang menghiasi langit
laksana bintang yang berkedip di tengah langit yang gelap dan luas
laksana kecapi yang dipetik dari dawainya dengan lembut
laksana kalbu yang tersentuh oleh hasrat yang terindah
itulah segala ungkapan hatiku akan dirimu..
Ibu..
Jambi 10 Mei 2012

BUALAN
ahh hanya bualan belaka
mulut yang penuh akan dusta
tak pernah menghiraukan luka
hanya mementingkan nafsu dunia
ketika terjatuh
baru merintih kesakitan
ketika bahagia
lupa akan segala yang menjadi kewajiban
apa mau dikata bila nafsu mengalahkan kehendak hati
tiada satu orang yang tahu
hanya diri yang dapat menyadari,
namun ego tak mau mengakui.

Jambi 10 Mei 2012

Jumat, 12 Oktober 2012

DAUN DAN BUNGA



Pohon bersembunyi dalam malam
Menghempaskan dahan dan ranting mencabik sunyi
Daun menjerit berjatuhan,
seakan terpaksa menghempasakan tubuhnya ke bumi
bungabunga mekar tengah malam
terombang-ambing terbawa anggin menuju awan
menembus mimpi katamu!
Dan ku mulai bertanya pada jajaran pepohonan
Hai pohon kenapa kau hanaya diam melihat daunmu tersungkur
Kenapa kau hanya bisu melihat bungamu terombang-ambing dibawa anggin
Padahal aku tahu!
Bahwa kau juga tak rela melihat semua itu!
Dan sekarang kau harus menjulurkan rantingmu membawa daun kembali
Menghempaskan akarmu mencabut bunga yang hilag!
Agar mereka tahu jalan pulang ke pada-Mu